BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 22 Februari 2014

4 Doctor's Blogs to Read Now

Gloved doctor hands typing
Photo: Levi Brown
You thought physicians were robotic and cold? A new epidemic of personal blogs written by docs might change your mind. These medical scribes are boldly posting their real feelings (and worst fears) on the web, for all the world to see. Their journals provide us patients with an informative and humanizing look behind the professional mask.


Kimberly D. Manning, MD
Internal Medicine, Atlanta
GradyDoctor.com
Frequent topics: What it's like to work at a "fire-breathing dragon of a county hospital"; her bonds with patients.
Why you should read it: To catch a glimpse of healthcare on the front lines of a public teaching hospital.
Sample dose: "Motherhood has changed me as a person, and so very much as a physician.... Even the most difficult, manipulative, and yes, annoying patient was once somebody's baby. Before the damage done by cigarette smoking, and before the heart disease, or the alcohol and drug dependency, or the HIV, or the mental illness, or the morbid obesity...somebody at some point held them in their arms wishing the world for them."

Lucy E. Hornstein, MD
Family Physician, Phoenixville, Pennsylvania
DinosaurMusings.Wordpress.com
Frequent topics: The dangers of prioritizing profits over health; the risks of specialized care.
Why you should read it: For advice on the physician-patient relationship. And Hornstein's passionate views.
Sample dose: "Here's what I tell my patients: 1. If your blood pressure is normal, and 2. If your cholesterol is normal, and 3. If your blood sugar is normal, and 4. If you don't smoke, and 5. If you are active..., then I don't care what you weigh.... [I]f you don't actually have any of the conditions for which obesity puts you at risk, and if you continue to get monitored for those conditions on a regular basis, what's the big deal? Answer: It isn't."

Jeffrey Parks, MD
General Surgeon, Cleveland
OhioSurgery.Blogspot.com
Frequent topics: Life lessons learned in the hospital; the value of bedside manner; surgical play-by-plays.
Why you should read it: To get to know the ins and outs of the OR, should you ever need to go there. And for the humanity Parks brings to the table.
Sample dose: "The second-guessing never stops, incessantly tormenting your sleepless nights...searching to no avail for that instant when you could have done something better, another stitch, a different technique, another instrument, a sign or symptom you missed, a less risky maneuver.... We all have these cases.... The ones that deny it are either liars or they don't operate nearly enough."

Westby G. Fisher, MD
Cardiologist, Evanston, Illinois
DrWes.Blogspot.com
Frequent topics: Healthcare reform; advances in heart disease treatments and technologies.
Why you should read it: To stay updated on the latest therapies for the leading killer of women and men.
Sample dose: "[A] doctor's time with a patient is finite. For every click on a computerized quality check-box, we're stealing from time...with the patient.... [O]ur governmental overlords have consistently swollen the number of 'quality measures' from 74 in 2007, [to] 119 in 2008, [to] 153 in 2009, to a whopping 179 in 2010. I figure...we will have about 319 measures by 2014.... And the government will be proud we're providing such 'quality care.' Click. Click. Click.

Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
  • huruf 'j' untuk menuliskan bunyi 'y', seperti pada kata jang, pajah, sajang.
  • huruf 'oe' untuk menuliskan bunyi 'u', seperti pada kata-kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong 'au' tetap ditulis 'au').
  • tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan bunyi hamzah, seperti pada kata-kata ma'moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.

Sejarah singkat

Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Prof. Charles van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia.
Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.
Ejaan ini akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik pada 17 Maret 1947.

 

Ini Dia Barang-Barang Djadoel dan Antik Koleksi Saja Pribadi

Saoedara-saoedara sekalian, kali ini saja hendak "berbagi" koleksi barang antik saja dengan kalian. Oentoek mengoempoelkannya tidaklah moedah karena memboetoehkan biaja jang tjoekoep mahal, berhoeboeng saja masih berstatoes peladjar SMA.
1. Kodak Signet s35
Ini adalah koleksi kamera pertama saja. Saja beli di kolektor barang djadoel. Saat itoe harganja masih Rp. 60.000,00. Oentoek memakai kamera jang satoe ini haroes disertai flash agar hasil foto tidak gelap.


2. Olympus Trip 35
Olympus Trip 35 adalah koleksi kamera saja jang ke-doea. Kamera ini kalaoe tidak salah pertama kali diprodoeksi tahoen 1968. Waktoe itoe saja membelinja dengan harga Rp. 300.000,00 dari teman saja jang sama-sama penggemar barang djadoel. Kamera ini pengatoerannja sedikit lebih roemit dari Kodak Signet s35.














3. Pentax K1000
Pentax k1000 adalah kamera SLR jang diprodoeksi oleh Japan pada tahoen 1976. Body-nja terboeat dari besi, sama seperti Olympus Trip 35. Namoen tentoenja lebih berat. Hasil jepretannja tidaklah mengecewakan, bisa diadoe dengan kamera DSLR djaman sekarang. Pengatoerannja lebih roemit dari Olympus Trip 35. Soedah ada shutter speed, ASA, zoom, focus. Saja beli dari teman saja seharga Rp. 700.000,00.



4. Ricoh 500 GX
Nah, oentoek koleksi kamera saja jang ke-4 ini, saja tidak mengeloearkan biaja sepeserpoen. Mengapa? Karena kamera ini adalah pemberian ayah saja. Doeloe beliaoe saat masih moeda sering menggoenakan kamera ini, tetapi karena sekarang soedah tidak dipakai, diberikanlah oentoek saja, berhoeboeng beliaoe mengetahoei saja menjoekai barang djadoel. Walaoepoen kamera ini adalah kamera pocket, tetapi fitoernja tjoekoep lengkap. Ada shutter speed, self-timer, dll. Beratnja sekitar 420 g. Djangan loepa oentoek menggoenakan flash agar hasil foto tidak gelap.



5. Six-20 Brownie model E
Ini adalah kamera kebanggaan saja. Mengapa? Karena ini adalah koleksi saja jang tertoea. Kamera Six-20 Brownie terdapat beberapa model : Tj (C), D, E, F. Sedangkan jang saja poenja adalah model E. Kamera ini diprodoeksi sekitar tahoen 1940-an. Harganja tjoekoep memboeat saja terkedjoet. Pada saat itoe saja membelinja dengan harga Rp. 750.000,00. Tjoekoep mahal oentoek kamera jang soedah tidak bisa dipakai lagi. Sebenarnja djikalaoe roll film-nja masih diprodoeksi, kamera ini masih bisa dipakai. Saking senangnja saja lantaran poenja kamera jang oemoernya soedah toea, saja sempat membawanja saat saja pergi ke soeatoe roemah makan. Hahaha..






Itoelah kamera-kamera koleksi saja. Semoeanja masih saja pakai ketjoeali Six-20 Brownie E. Oentoek memakainja kita haroeslah membeli roll film terlebih dahoeloe. Djika kita tidak bisa memasang roll filmnja, silakan meminta tolong kepada petoegas di toko. Djangan pernah oentoek nekat memasang roll film sendiri djika tidak mampoe. Dan di bawah ini adalah koleksi-koleksi saja jang lain (selain kamera) :

6. Tas Koelit
Tas Koelit ini adalah pemberian ayah saja. Beliaoe pernah memakainja sekitar tahoen 1960-1970. Karena beliaoe soedah tidak memakainja lagi, maka saja pinta sebagai koleksi saja. Beloem pernah saja pakai karena saja tidak mengetahoei password tas terseboet.
 

7. Piringan Hitam
Berikoet adalah beberapa piringan hitam koleksi saja. Hanja sedikit karena saja beloem poenja pemoetarnja. Doakan saja agar bisa tjepat membeli pemoetarnja. Hehehe..







8. Mainan Mobil
Saja adalah kolektor mainan mobil/motor. Kebanjakan saja beli dari merk Hot Wheels. Diantara mainan-mainan terseboet ada jang paling saja soekai, karena oemoernja jang soedah loemajan toea.





Gambar pertama adalah mobil prodoeksi tahoen 1969, tetapi modelnja adalah mobil tahoen 1907. Saja beli dari kolektor barang djadoel seharga Rp.40.000,00. Dan gambar kedoea adalah mobil dari Hot Wheels, prodoeksi tahun 1988. Saja beli setjara tidak sengaja karena saja beli online. Awalnya saja tidak tahoe bahwa itoe adalah prodoeksi tahoen 1988, saja baroe mengetahoeinja saat barang soedah sampai di tangan saja. Dan gambar jang terakhir adalah beberapa koleksi mainan saja. Diantaranja ada motor vespa dan mobil-mobil klasik lainnja tetapi boekan prodoeksi lama, melainkan prodoeksi jang baroe.


9. Mainan Basket
Mainan basket ini adalah prodoeksi tahoen 1992, tidak terlaloe toea. Biasanja saja mainkan djika saja sedang tidak ada kerdja. Saja beli dengan harga (kalaoe tidak salah) sekitar Rp.60.000,00.




10. Novel-novel
Novel-novel jang saja poenja ini adalah keloearan tahoen 1980-an. Saja beli di lapak  buku bekas di Palasari, Bandung. Harganja tidaklah mahal. Dengan oeang sekitar Rp.20.000,00, saoedara bisa mendapatkan sekitar 3 novel. Oentoek novel karangan Eddy D. Iskandar soesah ditjari karena katanja soedah langka. Sekarang saja sedang memboeroe karya-karya Hamka.

Itoelah rintjian koleksi-koleksi saja oentoek saat ini. Sekarang saja sedang mengoempoelkan oeang oentoek membeli jang lain, teroetama pemoetar piringan hitam. Silakan bagi saoedara jang ingin bertoekar informasi dengan saja. Salam djadoel!

Unik! Keluarga Yang Memutuskan Hidup Bergaya Jadul



Di jaman serba teknologi pasti akan sangat susah ketika harus kehilangan alat komunikasi. Merasakan masa-masa kegelapan pada saat listrik belum ditemukan mungkin tak akan pernah terpikirkan. Tapi hal inilah yang sedng dirasakan oleh sebuah keluarga di kota Guelph, Kanada. Mereka hidup di abad ke 20 tapi dengan gaya hidup teknologi tahun 1986. Keluarga unik ini memutuskan meninggalkan gadget modern sebagai bagian eksperimen sosial hingga April 2014 mendatang. Dilansir oleh Dailymail.co.uk, Blair McMillan memutuskan keluarganya melakukan  tantangan ini. Di tantangan yang sudah mereka lakukan selama Kurang lebih 5 bulan mereka harus hidup tanpa ponsel, tablet, komputer, televisi modern bahkan koneksi internet.
Awalnya, Blair sebal ketika kedua anaknya cuma berdiam diri di dalam rumah daripada bermain di luar. Kedua anaknya memilih untuk bermain dengan ipad mereka. Ia ingin anaknya keluar dan bermain pada saat cerah seperti yang dulu ia lakukan. Bersama istri dan kedua anaknya, mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan lebih banyak berinteraksi langsung.

courtesy of dailymail.co.ukcourtesy of dailymail.co.uk
Uniknya, di dalam rumah Blair hanya ada TVx era '80-an, tape kaset yang memutar lagu jadul dan telepon dengan tombol berputar. Bahkan keluarga ini mengganti email dengan berkirim surat, memakai peta dibanding GPS dan mengetuk pintu rumah tetangga daripada berbicara di Facebook. Ia dan istrinya sempat sedikit syok dengan keadaan baru dan Blair mengaku butuh waktu beberapa minggu untuk akhirnya merasa nyanan atas pilihan yang ia berikan kepada keluarganya.
Dampak positif yang ia rasakan adalah keluarga semakin dekat dan jadi lebih banyak waktu untuk berinteraksi secara personal tanpa harus menuliskannya di email. Ditambah lagi dengan Blair yang  memakai gaya busana khas '80-an agar lebih menghayati. Hal itu malah membuatnya layaknya artis, karena banyak yang minta foto bareng dengannya.
Kadang kita terlalu sibuk dengan kecanggihan teknologi sampai lupa bagaimana rasanya berinteraksi secara nyata. Berani mencoba seperti keluarga Blair?

Source :  http://www.vemale.com/ragam/34607-unik-keluarga-yang-memutuskan-hidup-bergaya-jadul.html

Untuk Penggemar Djadoel, Datang ke Bandung dan Makan di Restaurant-Restaurant di bawah Ini! Dijamin Puas!

1. Nasi Bancakan

Nasi Bancakan berada di Jalan Trunojoyo No.62, Bandung. Nasi Bancakan saat ini menjadi warung yang dikenal dengan nuansa khas kampung, konsepnya itu ‘kampungan norak’. Selain dari sistem pelayanannya prasmanan dan makanan khas Sunda jadul, nuansa jadul dan kampungan juga bisa kita lihat dari piring-piring ,wadah makanan, dan dekorasi di Warung Nasi Bancakan ini.


NASI BANCAKAN

2. Restauran D’Jadul
Restauran D’Jadul  menggabungkan sajian makanan bercitarasa tinggi dengan suasana alam yang indah. Bertempat di Jalan Terusan Sersan Bajuri, Bandung, restauran yang menyatu dengan kawasan villa dan spa Jadul Village ini menawarkan suasana dan konsep jadul yang unik.
DJADULL
 
3. Restauran Braga Permai
Restauran Braga Permai berada di Jalan Braga No. 58, Bandung. Berdiri sejak tahun 1918, restauran ini menyajikan makanan yang dibuat dengan resep-resep peninggalan Belanda yang dapat dinikmati sambil menikmati suasana Bandung tempo dulu.

BRAGA PERMAII

4. Restauran Sumber Hidangan
Sudah ada sejak tahun 1929, tempat makan ini sangat kental dengan nuansa zaman dulu. Walaupun sempat berganti nama dan sekarang menjadi Sumber Hidangan, tempat makan ini masih menjual makanan serupa. Pun dengan resep-resep tradisionalnya yang masih dipertahankan. Sumber Hidangan berlokasi di Jalan Braga No. 20-22, Bandung.











SUMBER HIDANGANNN

5. Rasa Bakery & Café
Rasa Bakery & Café sudah berdiri sejak tahun 1945 di Bandung. Beberapa bagian dari bangunan masih menggambarkan suasana lampau meskipun bangunan sudah dipugar. Misalnya, bentuk jendela yang besar, gorden, tirai yang menghiasi jendela maupun kanopi yang biasa terdapat pada rumah-rumah lama. Rasa Bakery & Café  berlokasi di Jl. Tamblong No.15 Bandung.

RASA BAKERY

6. Toko You
Toko You tepatnya  berada di Jalan Hasanudin No. 12 sudah berdiri sejak tahun 1947. Nuasa jaman dulu begitu kental terasa. Terlihat dari banyaknya ornamen-ornamen kayu yang digunakan, dan dekorasi etnik. Di bagian dalam toko terdapat deretan jajanan jadul.
TOKO YOU

7. Indischetafel
Indischetafel adalah nama sebuah tempat makan di daerah jl. Sumatra No. 19, Bandung. Bangunannya bergaya kuno ato lebih tepatnya bergaya Belanda, sesuai dengan namanya. di beberapa bagiannya terdapat  meja makan kayu, benda-benda antik yang ditata secara artistik, serta 2 set sofa di pojok ruangan tepat di bawah jendela berkaca patri yang berwarna-warni.

Indonesia - Java - Bandung - Indische Tafel

Selain ketujuh restaurant di atas, ada 3 restaurant djadoel lagi yang pernah saya kunjungi, ini dia :

8. Misbar
Sesuai namanya, Misbar. Yaitu gerimis bubar. Di restaurant ini terdapat berbagai macam makanan rumahan. Rasanya bisa dibilang enak. Juga terdapat minuman-minuman tradisional seperti cincau, dll. Yang membuat saya betah disini adalah, design restaurantnya yang seperti bioskop djadoel. Juga di dalamnya terdapat layar tancap yang sering diputar film-film djadoel dan bentuknya mirip bioskop, dan banyak sekali gambar film-film era 1960-1980. Ada pula gambar-gambar artis-artis legenda seperti Sophan Sophian, Rano Karno, Bing Slamet, dll.
Di bawah ini adalah foto milik saya pribadi yang diambil di Misbar :

 











Dan untuk memberi gambaran bagaimana tampilan Misbar, berikut ini foto yang saya ambil dari http://nengflora.blogspot.com/2013/11/kuliner-bandung-makan-sambil-cekikikan.html :
http://1.bp.blogspot.com/-HB7s9v0CV8A/Un97X1BMheI/AAAAAAAAByg/xS6xCiuTADk/s1600/blog+7.jpg

9. Cafe Purnama
Cafe Purnama terletak di jalan Alkateri 22. Berdiri sejak tahun 1930. Harga makanan dan minumannya relatif murah. Design interiornya sangat sederhana, dan kesan kuno dan djadoel sangat kentara sekali. Untuk yang beragama muslim, cermatlah dalam memilih menu. Karena ada beberapa menu yang khusus untuk non-muslim (tidak halal untuk yang beragama muslim).

10. Cafe Asix
Cafe Asix yang beralamat di jalan Talaga Bodas memang benar-benar TOP. Mengapa? Selain harganya murah, makanannya pun enak-enak. Tiap kali saya berkunjung kesini, saya sering memesan chicken soup dan pineapple salad. Designnya bisa dibilang cukup antik. Di dalamnya terdapat barang-barang djadoel yang membuat saya sangat betah berlama-lama di sini. Ada telfon putar, kulkas, iklan-iklan, mesin penghitung, dll.

Koes Plus

Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal Yon yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
 Berkas:Koes10.jpg
  
Anggota grup

Koes Bersaudara 1960 -1963
  1. John Koeswoyo - (Koesdjono) : Bass Betot
  2. Tonny Koeswoyo - (Koestono) : Lead Guitar
  3. Yon Koeswoyo - (Koesjono)  : Vokal, Rhythm Guitar
  4. Yok Koeswoyo - (Koesrojo)  : Vokal, Bass Guitar
  5. Nomo Koeswoyo - (Koesnomo)  : Drum
Koes Bersaudara 1963 - 1968, 1977, 1986 - 1987
  1. Tonny Koeswoyo : Lead Guitar, vokal
  2. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar, vokal
  3. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar, Vokal
  4. Nomo Koeswoyo  : Drum, Vokal
Koes Plus 1968 - 1969
  1. Tonny Koeswoyo  : Lead Guitar, Keyboard , vokal
  2. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  3. Totok Adji Rahman  : Bass Guitar, (Khusus Album I - Deg Deg Plas)
  4. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
Koes Plus 1969 - 1987
  1. Tonny Koeswoyo  : Lead Guitar, Keyboard , vokal
  2. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  3. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  4. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
Koes Plus 1989 - 1991
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
Koes Plus 1991
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  4. Angga Koeswoyo  : Guitar
Koes Plus 1992
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Abadi Susman  : Lead Guitar , Keyboard
  4. Jelly Tobing  : Drum
Koes Plus 1993
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  4. Abadi Susman  : Lead Guitar , Keyboard
Koes Plus 1994
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  4. Damon Koeswoyo  : Lead Guitar
Koes Plus 1994 - 1996
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  4. Najib Usman  : Lead Guitar , Keyboard
Koes Plus 1996
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Hans "B-Flat"  : Bass Guitar , Backing Vokal
  3. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  4. Najib Usman  : Lead Guitar , Keyboard
Koes Plus 1997
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Yok Koeswoyo  : Bass Guitar , Vokal
  3. Deddy Dores  : Lead Guitar
Koes Plus 1997
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  3. Bambang Tondo  : Lead Guitar , Keyboard
  4. Jack Kashbie  : Bass , Vokal
Koes Plus 1998 - 2004
  1. Yon Koeswoyo  : Rhythm Guitar , vokal
  2. Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
  3. Andolin Sibuea  : Lead Guitar , Keyboard
  4. Jack Kashbie  : Bass , Vokal
Koes Plus 2004 - Sekarang
  1. Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar, Vokal
  2. Danang  : Lead Guitar, Keyboard, Vokal
  3. Sony  : Bass, Backing Vokal
  4. Seno  : Drum

Perjalanan karier

Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa Timur ini merupakan alumnus SMK Negeri 1 Tuban dan pada akhirnya menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

 Berkas:Koes.jpeg

 Era Orde Lama

 Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul, perlu dicatat Nomo Koeswoyo senang sekali berkelana ke banyak daerah. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

 

Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Koesnomo (Nomo), selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih: tetap bermusik bersama Koes Bersaudara atau keluar. Nomo memilih opsi terakhir dan diikuti oleh adiknya Koesroyo (Yok). Dengan keluarnya dua anggota Koes Bersaudara yakni Koesnomo (Nomo) dan Koesroyo (Yok), Koes Bersaudara pun usai. Tonny yang terus ingin bermusik menggamit dua musisi masing-masing oleh Kasmuri (Murry) dan Totok AR, pemain bass group Philon. Band ini memakai nama Koes Plus, artinya plus dua orang di luar dinasti Koeswoyo: Totok A.R dan Murry.
Lagu-lagu Koes Bersaudara lebih menonjolkan harmonisasi vokal ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari kelompok musik Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
  

Kiblat Musik Pop Indonesia

Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"[rujukan?]
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.

Rekor Album

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.
  

Diskografi Koes Bersaudara
1962
  1. Dara Manisku;Jangan Bersedih/Dewi Rindu;Si Kancil (Irama)
  2. Selamat Berpisah/Selalu (Irama)
  3. Harapanku / Kuduslah Tjintamu (7") (Irama NP-31)
1964
  1. Pagi Yang Indah/Oh Kau Tahu (Irama)
  2. Angin Laut/Aku Rindukan Kasihmu (7") (Irama NP-33)
  3. Selalu / Awan Putih (7") (Irama NP-34)
  4. Bis Sekolah / Gadis Puri (7") (Irama NP-35)
  5. Aku Rindu / Sendja (7") (Irama NP-36)
  6. Kus Bersaudara (Dari Berpita;Untuk Ibu/Bintang Ketjil;Dipantai Bali)(Irama EP-61)
  7. Meraju Kalbu (Oh Kau Tahu;Pagi Yang Indah/Aku Rindu;Awan Putih)(EP)
  8. Angin Laut;Aku Rindukan Kasihmu/Bis Sekolah Gadis Puri (EP)
  9. Angin Laut (Koes Bersauadra 1962-1964) (LP) (Dara Manisku; Djangan Bersedih; Harapanku; Dewi Rindu; Bis Sekolah; Pagi Jang Indah/Si Kantjil; Oh Kau Tau; Telanga Sunji; Angin Laut; Sendja; Selamat Berpisah)(Irama LPI 17573)
1967
  1. To The So Called "The Guilties" (Mesra)
  2. Djadikan Aku Domba Mu (Mesra MP-41)
  3. Dara Puspita / Kus Bersaudara - Pesta Pak Lurah;Halo Halo (Dara Puspita)/Ami;Senandung Malam Hari (Kus Bersaudara) EP) Irama EPLN-2)
1977
  1. Koes Bersaudara Kembali (Remaco)
1979
  1. Boleh Cinta Boleh Benci
1986
  1. Koes Bersaudara 86 Lagi Lagi Kamu
1987
  1. Koes Bersaudara 87 Kau Datang Lagi
  2. Koes Bersaudara 87 Pop Jawa
  3. Koes Bersaudara 87 Pop Anak - Anak
  4. Koes Bersaudara 87 Happy Birthday
  5. Koes Bersaudara 87 Bossas
  6. Koes Bersaudara 87 Pop Batak
1988
  1. Koes Bersaudara 88 Country Pop
2000
  1. Koes Bersaudara Pop Batak Vol. 2
  2. Koes Bersaudara Pop Jawa

Diskografi Koes Plus

1969
  1. Koes Plus Dheg-dheg Plas (Melody. LP-23)
1970
  1. Natal bersama Koes Plus (EP) (Mesra. EP-97)
  2. Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)
1971
  1. Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)
1972
  1. Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
  2. Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)
Koes06.jpeg
1973
  1. Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
  2. Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
  3. Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
  4. Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
  5. Christmas Song (Remaco. RLL-210)
1974
  1. Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
  2. Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
  3. Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
  4. Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
  5. Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
  6. Koes Plus The Best Of Koes
  7. Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
  8. Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
  9. Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
  10. Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
  11. Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
  12. Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
  13. Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
  14. Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
  15. Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
  16. Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
  17. Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
  18. Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
  19. Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
  20. Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
  21. Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
  22. Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
  23. Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)
Koes07.jpeg
1975
  1. Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
  2. Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
  3. Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
  4. Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
  5. Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
  6. Koes Plus Pop Jawa Volume 3
  7. Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)

1976
  1. Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
  2. Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
  3. Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
  4. Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
  5. Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
  6. Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
  7. Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
  8. Koes Plus Pop Jawa Melayu (Remaco. RLL-633)
  9. Koes Plus Volume 12 (Instrumental)
1977
  1. Koes Plus Pop Jawa Volume 4
1978
  1. Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
  2. Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
  3. Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)
KoesF.jpeg
1979
  1. Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
  2. Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
  3. Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
  4. Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)
1980
  1. Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)
Koes09.jpeg
1981
  1. Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
  2. Koes Plus 81 Asmara
  3. Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
  4. Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
  5. Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus

1982
  1. Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
  2. Koes Plus 81 Pop Keroncong

1983
  1. Koes Plus 83 Da da da
  2. Koes Plus Re-Arrange I & II
  3. Koes Bersaudara Plus Garuda Pancasila
Album Koes Plus 35 Tahun
1984
  1. Koes Plus 84 Angin Senja & Geladak Hitam
  2. Koes Plus 84 Palapa
  3. Koes Plus Pop Memble 84 (Puspita Record)
  4. Koes Plus Album Nostalgia Platinum 1
  5. Koes Plus Album Nostalgia Platinum 2
  6. Koes Plus Album Nostalgia Platinum (Intrumental)

1985
  1. Koes Plus 85 Ganja Kelabu

1987
  1. Koes Plus 87 Cinta Di Balik Kota
  2. Koes Plus 87 Lembah Derita
  3. Milik Illahi
  4. Koes Plus "Aids"
1988
  1. Koes Plus 88 Jumpa Pertama
  2. Koes Plus 88 Sakit

1989
  1. Koes Plus "Reuni"
  2. Koes Plus 89 Nasib
1990
  1. Koes Plus Kidung Jawa "Pit Kopat Kapit"
1991
  1. Koes Plus 91 Asam Di Gunung Garam Di Laut
  2. Koes Plus Dangdut 91 Amelinda
  3. Koes Plus Reggae
1993
  1. Koes Plus 93 Mata Bertemu Mata
  2. Koes Plus 93 Sedih
1994
  1. Koes Plus "Tak Usah Kau Sesali"
1995
  1. Koes Plus 95 Pantun Berkait
1996
  1. Koes Plus Pop Melayu Putus Cinta
  2. Koes Plus Kasih 96
1997
  1. Koes Plus Dores Rindu Kamu
1998
  1. Koes Plus & Koes Bersaudara Disco House Music
  2. Koes Plus 98 Nusantara 2000
  3. Koes Plus Akustik
  4. Koes Plus 98 Takdir Kehidupanku
1999
  1. Koes Plus Pop Keroncong Abadi
  2. Koes Plus Burung Dara
  3. Koes Plus Back To Basic
  4. Koes Plus Love Song Koes Plus (Billy J Budihardjo)
2006
  1. Melaut Bersama Koes Plus
2009
  1. Koes Plus Pembaharuan Song Of Porong
2011
  1. Koes Plus Pembaharuan "Curiga"

The Tielman Brothers

The Tielman Brothers adalah sebuah grup musik tertua asal Indonesia. Mereka adalah anak dari Herman Tielman asal Kupang dan Flora Lorine Hess. Musik mereka beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan Barat, dan memiliki akar di Keroncong. The Tielman Brothers merupakan band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.
The Tielman Brothers pernah tampil di Istana Negara Jakarta dihadapan Presiden Soekarno. Karier rekaman mereka dimulai ketika keluarga Tielman pada tahun 1957 hijrah dan menetap di Breda, Belanda. Nama The Tielman Brothers lebih dikenal di Eropa, terutama Belanda. Di Indonesia sendiri nama The Tielman Brothers masih menjadi nama yang asing, sebuah kenyataan yang sangat disayangkan.

The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The Beatles. Aksi panggung mereka dikenal selalu atraktif dan menghibur. Mereka tampil sambil melompat-lompat, berguling-guling, serta menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan. Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah memopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore.

 Berkas:Tielman0031.jpg  



Sejarah

Andy Tielman dan seluruh keluarga asalnya dari Timor. Waktu mereka masih kecil nama band mereka The Timor Tielman Brothers. Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di Surabaya pada tahun 1945, dimana empat kakak beradik laki-laki dan seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan tarian daerah. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Herman Tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama teman-temannya dirumahnya di Surabaya.

Berawal dari ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass yang diikuti saudara-saudaranya yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar. Penampilan pertama mereka pada acara pesta di rumahnya membuat teman-teman ayahnya kagum dengan membawakan lagu-lagu sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Sejak saat itu mereka sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya. Tawaran tampil pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya pada tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda.
 Berkas:Tielman0010.jpg

 Personil

Andy Tielman - vokal, gitar 

Reggy Tielman - gitar, banjo, vokal

Ponthon Tielman - contrabass, gitar, vokal

Loulou (Herman Lawrence) Tielman - drum, vokal

Jane (Janette Loraine) Tielman - vokal

Fauzi (Firdaus Fauzi) Tielman - organ

 

Source :  http://id.wikipedia.org/wiki/The_Tielman_Brothers